“Mbak Aira, kemaren kan mbak bahas impian. nah gimana liburan semester ini kita belajar ke solo yok? itu salah satu impian Eri juga sejak lama”
senyumnya merona
“Pare maksut kamu Ri?”
“Iya dong. . .” tangannya menjulurkan segelas greentea
dingin kepada Aira.
“Makasih greentea-nya Ri, hehe. Always ngerti ya kamu.”
“Iyalah mbak....Seorang mbak Aira kalo sudah di depan laptop
bersemedi di kamar, so pasti ada hal serius yang akan dia selesaikan. Hohoho”
Sambil angkat alis senyum merekah.
“oh iya tentang Pare...Itu ide bagus. Dekat juga dengan Jogja.
Kita bisa wisata qolbu di sana. Hehe...Mbak fokus dulu malam ini ya, nanti mbak
pikirkan lagi segala yang akan kita persiapkan.” Menjinjing gelas berembun
berisikan greentea ke dalam kamarnya.
“Eri tagih janji mbak ya. jangan lupa tahajud malam ini mbak. hehe” berlalu sambil kegirangan.
**
Aku ingat tapak tilas perjalanan siang itu. Di lapangan
kampus rumputnya yang hijau, di bawah jejeran rindangnya ciptaan Allah yang
membuat kami nyaman. Dita masih sibuk dengan laptopnya, Yuyun dengan konsumsi
acara pagi ini, Ali dengan susunan acara perkenalan kampus bulan depan, Yaya dengan
anggaran dana tahunan untuk program kerja tahun ini. Tapi pak ketua, Arkan
namanya. Dia masih sibuk menelpon para undangan delegasi acara pelatihan pekan
depan.
“Ta, masih revisi proposal acara pekan depan ya.?” Tanya Aira
“Masih mbak, siang ini Dita ke ruang bagian keuangan. Mbak bisa
temenin Dita?” jawabnya kelu.
“boleh ta, mbak juga ajak mbak yaya boleh ya?.” Aira menawarkan
opsi.
“boleh banget mbak. Oh
iya mbak malam ini Dita gak nginap di kos mbak lagi ya. Dita pulang aja ke
cengkareng.” Jelasnya sambil menutup laptop dengan membereskan berkas di
hadapannya.
“yakin kamu ta? Sore nanti kan ada rapat se-Provinsi untuk
aksi peduli lusa nanti, nah pasti kamu kesorean pulangnya?. Perjalanan dari sini hampir 2 jam
kan ke cengkareng?.”
“gak apa-apa mbak. Inshaallah Dita kuat kok.” Menatap Aira
berharap kepercayaanya dengan sahabatnya ini.
“ya udah kali ini it’s ok. Besok-besok gak lagi ya dita.”
Aira menarik tangan dita berdiri dari peraduannya.
“siap mbak”. Sambil tersenyum menggemgam erat menyambut tangan
senior kampusnya itu.
“Mbak aira, ini udah adzan kan?” tanya Ali
“iya, ini udah masuk adzan. Jam sudah menunjukkan 12.15. “
jawab Aira
“Yak, yun kita ke masjid dulu aja yuk. Habis sholat kita mampir ke nasi
jamur crispy depan gmana?” jawab Aira
sambil menuju kendaraanya di parkiran Gedung Birokrasi.
“oke kami semua ke masjid dulu ya. Nanti mas arkan ngajakin
rapat tim inti acara pelatihan bulan depan. Pkl.14.30 di pendopo utama mbak. Bisa
kan ?” Ali berjalan menuju trotoar jalan
sambil melambaikan tangan.
“boleh. . .boleh Aira.” kompak yuyun dan yaya.
“jangan lupa tolong Ali yang kabarin lainnya ya.” teriak Aira
kepada Ali yang melaju telah jauh, kemudian dia memakai helm kesayanganya yang
berwarna biru.
“Ali mengacungkan jempolnya dari atas motor yang melaju
kencang”.
Dimana kala itu semua di sibukkan dengan kegiatan masing-masing, tapi mendahulukan panggilan Allah SWT dari pada yang lain adalah sebuah keharusan.
***
Oleh: Fatimah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar